Tengku Zulkifli Zakaria (Tengku Joel Indrapuri)





Indrapuri, merupakan daerah yang terkenal dengan objek alam dan wisata yang tergolong banyak, dan indrapuri juga merupakan tempat sejarah bagi masyarakat aceh pada masanya, indrapuri termasuk dalam wilayah Aceh Lhee Sagoe yang berfungsi sebagai benteng pertahanan yang dahulu dikenal dengan Indrapura yang memiliki pertahanan yang sangat kuat di bagian darat.

Indrapuri tidak hanya di kenal dengan daerah pertahan tetapi juga dikenal sebagai daerah religius yang memiliki banyak tempat pendidikan karakter dan agama di daerah tersebut. Indrapuri juga mempunyai sejarah masuknya Islam ke Indonesia khususnya Aceh yang sangat populer dan di kalangan masyarakat, masyarakat di Indrapuri juga dikenal dengan kuatnya ilmu kitab dan ilmu yang di dapat dari Dayah atau pesantren.

Pada masanya di Indrapuri pernah memiliki Dayah terbesar di Aceh, pada masa itu di pimpin oleh Abu hasballah Indrapuri atau biasa di sebut abu indrapuri yang menampung banyak masyarakat Aceh yang menimba ilmu di Dayah tersebut termasuk dengan Abuya Mudawali pada masanya. Selain terkenal dengan daerah religiusnya, Indrapuri juga banyak memiliki tokoh-tokoh pemuka agama dan adat salah satunya yaitu Tgk Zulkifli Zakaria.

Tgk Zulkifli Zakaria, siapa yang tidak mengenal beliau, Tengku Joel indrapuri, mungkin itu sebutan yang sering kita dengar di bibir masyarakat Indrapuri dan Aceh besar, dengan konsep penyampaian dakwah beliau yang khas di barengi dengan alunan hadih Maja, pepatah aceh, petuah Aceh, dan Maja Aceh yang sumber dari Al-Qur'an, hadist, dan kitab menjadi ciri khas dakwah beliau yang mungkin tidak di miliki oleh pendakwah lainnya. "Geutanyoe bek coek sifeut boeh mee Sabee, leuh putiek, manu, masak an tuha masam sabe-sabe", itu yang pernah terdengar dari dakwah beliau dengan bahasa khas Aceh rayeuk yang membuat para jamaah tersenyum lebar.

Tengku Joel indrapuri, merupakan penceramah dan pendakwah yang berasal dari gampoeng sinyeu, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, beliau terkenal dengan Haba Peusantoek-Nya atau biasa disebut dengan majas yang membuat isi penyampain menjadi lebih lucu, unik dan tentunya mempunyai kandungan maksud dan tujuan tertentu. misalnya "kameng glee pajoeh jagoeng kameng gampoeng keunoeng geulawa, buyaa krueng teudoeng-doeng buyaa tamoeng meuraseuki, adak ta joek breuh bu puteh di ase palek eek ciet di mita".

Tengku Joel indrapuri selalu menyematkan umpama sesuatu keadaan dengan hadih madja yang membuat orang lain tertawa, misalnya "watee di poet angen badee di tupee culoek ulee lam peulipeuk ue, watee di piyoeh angen badee kheun tupee bunoe kee goek-goek bak ue" yang maksudnya ketika ada suatu masalah ada orang yang lari mengasingkan diri dan ketika masalah itu selesai maka muncul orang tersebut mengatakan "nyoe hana kee sapeu koen" jika tidak ada saya apa pun tidak beres.

Hal yang paling menarik dari seorang Tengku Joel indrapuri bagi sebagian orang adalah beliau bekerja sebagai Polisi Kehutanan (POLHUT) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, dan membuat banyak orang yang berpikir panjang dengan profesi yang beliau kerjakan. Setiap hari beliau mengenakan pakaian berwarna hijau seperti POLHUT pada umumnya, dan ketika sampai pada mimbar beliau mengenakan pakaian gamis panjang dengan peci dan Ija Sawak (selendang di bahu) yang membuat orang lain terheran mengerutkan keningnya.

Saya juga pernah bersama beliau sewaktu mengisi ceramah maulid di Gampong weu tepatnya di daerah jantho, saya mendengar dan saya pun tersenyum lebar. Hadih Maja berdasarkan perilaku masyarakat Aceh sekarang "Peunajoeh timphan Piasan rapai, sembahyang jeut meujan-jan Nyang peunteng khanduri", membuat saya dan para jamaah tersenyum lebar dan menyadari akan hal itu terjadi di kalangan masyarakat Aceh.

Tengku Joel Indrapuri juga termasuk pemuka adat di Indrapuri dan Aceh besar yang tergabung dengan MAA (Majelis Adat Aceh), dengan pola pikir, pola hidup, perilaku masyarakat Aceh dan adat aceh yang tertulis di hadih Maja menjadi ciri khas konsep dakwah beliau yang sangat populer.

Tengku Joel Indrapuri, beliau adalah tokoh masyarakat Aceh besar yang berasal dari Gampoeng sinyeu, kecamatan Indrapuri, kabupaten Aceh besar, dan beliau juga imam besar (Imum syiek) di masjid jami' abu indrapuri setelah Tgk.H.A Latief Hasyim.

"Blang Meu ateung, uteun meu taloe,
Nanggroe Meu ketua, prang meu panglima.
Lam uteun na rimung, di Krueng na Buya, 
Di laoet na paroe,di Naggroe na ulama ngoen Ummara"

"Parang bak ureung nanggroe, 
Bajoe bak ureung Tuha,
Tameh Teungoh bak pimpinan,
Puteh Hitam bak Ulama"

Itu adalah sedikit serpihan dari kata-kata beliau yang terdengar dalam dakwah akan menjadi penutup akhir dari tulisan singkat ini.


Teurimong geunaseh rakan...


Sumber foto : google.com





Post a Comment

أحدث أقدم